Bacalah dengan mengingat Tuhan Yang Esa,
"Semua yang kita lihat dengan mata akan hancur. Bahkan mata kita pun juga akan hancur"
Dear pembelajar,
“Apa yang harus saya lakukan ketika usaha saya disabotase
atau dihancurkan secara tidak sehat oleh pihak pesaing?”
Itu adalah pertanyaan Sdr. Yasin dan saya yakin ini
mewakili pertanyaan banyak jiwa. Sekali lagi, jawaban saya akan merujuk kepada
konsep Spiritual Marketing. Anda dapat membacanya di sini dan di sini.
“Apa yang harus saya lakukan ketika usaha saya disabotase
atau dihancurkan secara tidak sehat oleh pihak pesaing?”
Bukan hanya terjadi dalam dunia bisnis, namun
kejadian seperti ini bisa terjadi kepada siapa saja dan dalam hal apa saja. Bisa
dalam pekerjaan di kantor, bisa dalam rumah tangga, pun bisa terjadi dalam
relasi-relasi yang lain.
Baiklah, saya jawab. “Apa yang harus saya lakukan
ketika usaha saya disabotase atau dihancurkan secara tidak sehat oleh pihak
pesaing?”
Pertama-tama,
saya harus menerima kenyataan bahwa “saya” dan “usaha saya” adalah dua hal yang
terpisah dan jelas berbeda. Untuk lebih memahami ini, bacalah tulisan tentangspirit (jiwa) dan spiritualitas, di sini.
Saya
dan tangan saya adalah dua hal yang berbeda. Saya dan badan saya adalah dua hal
yang sejatinya terpisah dan berbeda. Saya (ruh/jiwa) pada saatnya, akan pergi
dan lepas dari/meninggalkan badan saya. Saya adalah jiwa yang tinggal di dalam
badan saya. Jelas bedanya bukan?
Jika
saya dan badan saya saja merupakan dua hal yang berbeda, apalagi saya dengan
bisnis saya, kan?
Saya
terluka ketika bisnis saya hancur. Mengapa? Karena saya mengira bahwa bisnis
saya adalah diri saya.
Jadi,
pastikan saya mengerti siapa sejatinya saya. Jika saya mengerti siapa sejatinya
saya..jika saya mengerti bahwa saya adalah spirit, energi, ruh, jiwa atau
setitik cahaya, maka saya akan harus bisa menerima kenyataan bahwa tidak
siapapun yang bisa menghancurkan saya.
Jika
saya merasa sakit? Itu karena saya mengira bahwa usaha saya adalah diri saya,
padahal sejatinya, bukan.
Itulah
sebabnya, banyak orang stress dan frustrasi ketika kejadian semacam itu
terjadi.
Jadi,
jika kejadian seperti itu menimpa saya, maka pertama-tama, saya harus
mengembalikan kesadaran diri saya. Saya harus sadar bahwa saya (sang jiwa/spirit)
masih ada dalam keadaan sehat, tidak kekurangan apapun. Yang hancur adalah
bisnis saya. Bukan saya. Ini bisa terjadi karena kesalahan saya, atau ini pasti
terjdi karena saya masih perlu banyak belajar lagi. Baiklah, saya akan
memaafkan diri saya atas ketidakhati-hatian saya ini, dan, bersama Tuhan, saya
akan bangkit kembali.
Apakah
saya harus membenci mereka? Tidak. Karena mereka adalah guru tersamar, yang
mengajarkan saya bagaimana menjadi lebih hati-hati dan waspada di dalam
kehidupan berusaha tersebut.
Mengapa
harus mengerti dan paham tentang definisi sejati dari “sang saya”? Karena, ketika
bisnis saya hancur, banyak kemungkinan bisa terjadi. Kemungkinan paling ekstrim
adalah bahwa sahabat-sahabat saya akan meninggalkan saya, bahkan pasangan saya
pun bisa jadi meninggalkan saya.
Ini
bisa saja terjadi. Apa yang akan terjadi, jika saya betul-betul harus sendirian
menghadapi itu? Itulah pentingnya mengenal siapa sejatinya saya dan pentingnya
membentuk persahabatan dengan Tuhan. Karena hanya Tuhan yang tidak pernah
meninggalkan saya. Jika saya tak kenal saya, saya pasti tersandung-sandung dalam merespon situasi dan kondisi yang berfluktuasi.
Terima
kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat. Always remember God..
No comments:
Post a Comment