Bacalah dengan tetap mengingat Tuhan
"Become light-Remain constantly full and shining" (God Himself)
Dear Pembelajar,
Sering
saya mendengar kata orang, "Semua harus seimbang". Segala sesuatu harus seimbang. Ada siang ada
malam, ada baik ada buruk …ada benar ada salah…ada bersih ada kotor. Bagaimana kita
bisa mengatakan sesuatu itu baik apabila tidak ada hal-hal buruk?
Bagaimana
kita tahu sesuatu itu baik, bila tidak ada yang jahat? Maka yang rusak
diperlukan untuk mengetahui yang utuh, yang jahat diperlukan untuk mengenali
yang baik, dsb. Inilah potret keseimbangan.
Cukup
lama saya mencerna kata “seimbang” dan apa yang orang sebut sebagai
keseimbangan. Saya lebih suka menyebutnya sebagai HARMONI.
Ketika
saya memikirkan seperti apa gambaran harmoni, maka yang muncul dalam ingatan
saya adalah surga. Hanya surga contoh yang paling pas untuk menggambarkan
adanya harmoni.
Orang-orang
menyebut surga dengan nama yang berbeda-beda, yaitu swarg, swarga, Firdaus, Eden, Heaven, Goden Age, dan Golden
World. Dan ..hampir setiap kita, punya memori cerita yang mirip tentang surga.
Di
sana mengalir sungai-sungai yang jernih, atmosfera alam yang teduh dan sejuk, Dewa-dewi
yang berparas indah, bidadara-bidadari yang luhur dan berparas cantik. Tidak
satupun penghuni surga yang tidak bahagia. Semuanya bahagia.
Walaupun
ada matahari di surga, tak ada sedetikpun rasa panas.Apapun yang kita
inginkan, semua tersedia dalam waktu sedetik. Di sana tidak ada pencuri, tidak
ada korupsi, tidak ada pembohong, tidak ada pembual. Tidak ada sama sekali yang namanya kejahatan. Dan menurut berbagai
keyakinan, yang bisa ke sana, hanya orang-orang yang suci atau telah disucikan.
Sebagian
scientist percaya bahwa surga hadulu
pernah ada dan setiap jiwa beragama, scientist
atau bukan, meyakini bahwa surga nanti bakal kembali ada.
Keadaan
harmoni di surga, menginspirasi sebagian scientist
untuk menciptakan keadaan seperti itu (harmoni), sekarang. Buktinya, hari
ini mereka sudah mulai banyak khawatir tentang berbagai kerusakan.
Berbagai
detector kejahatan diciptakan untuk
mengurangi kejahatan, berbagai alat dan undang-undang lingkungan alam
diciptakan untuk mengurangi kerusakan alam. Muncul konsep-konsep green governance, green government, green
bulding, green city, go green, reboisasi, satu jiwa satu pohon, kampanye
pengurangan pendirian rumah kaca dan konsumsi plastic. Semua ini dilakukan
untuk mencipta “dunia baru” yang harmoni.
Di
surga tidak ada perang, yang ada hanya kedamaian dan kebahagiaan.
Itu
pun menginspirasi para pemimpin dunia yang rindu kedamaian dan kebahagiaan. Sampai-sampai
didirikanlah badan yang mengurus perdamaian bangsa-bangsa untuk merealisasi
cita-cita perdamaian dunia. Mereka tidak menginginkan adanya perang dan segala
bentuk penindasan.
Diakui
atau tidak, semua fakta itu menunjukkan kejenuhan dan penderitaan tinggal di dunia lama dan menginginkan dunia baru, seperti ketika pertama kali didirikan. Dunia yang harmoni, yang tidak lain adalah surga.
Lalu
bagaimana dengan pemikiran bahwa diperlukan kejahatan untuk mengenali yang
baik, diperlukan yang jelek untuk mengenali yang bagus…bahwa untuk mencapai harmoni harus ada yang jelek atau yang jahat? Saya
punya pemikiran yang sedikit berbeda.
Harmoni tidak mungkin tercapai dengan mencampur-campur antara yang
baik dan yang jahat, yang asli dengan yang palsu, yang utuh dengan yang rusak.
Harmoni
juga mustahil dicapai manakala saya berpandangan "sebagai manusia biasa, saya
harus seimbang. Oleh karenanya saya maklum dengan sifat buruk yang ada dalam
diri saya. Untuk menjadi manusia yang seimbang, dalam diri saya selalu harus
ada sifat jahat dan sifat buruk. Tidak mungkin baik semua”.
Jadi, jika
mata kanan saya berfungsi dan mata kiri rusak, bisakah saya melihat dengan
sempurna? Jika otak kiri saya berfungsi baik, sedang otak kanan saya rusak, maka
saya akan bekerja berdasar perintah otak kiri saja. Lalu apakah saya akan bisa
menjadi pribadi yang teduh dan pengertian terhadap pribadi lain? Jika, tangan
kanan saya sehat dan yang kiri sakit, atau sebaliknya, apakah saya bisa
melakukan pekerjaan dengan efektif?
Maka, untuk mencapai HARMONI, semua harus berkesadaran mau begerak ke arah yang bagus,
semua harus bergerak ke arah positif, semua harus berfungsi dengan akurat. Baik
secara pribadi, maupun secara system. Dimulai dari "saya" sebagai sistem terkecil.
Kehidupan surga (jaman emas) adalah contoh paling ideal tentang pencapaian
harmoni. Semua positif, tak ada negatif. Tak ada perang dan kejahatan, samar
ataupun nyata. Semua penghuni selalu puas, selalu tersenyum, damai dan bahagia.
Ada persahabatan indah, bukan hanya antara dewa-dewi (bidadara/bidadari), tapi juga antara mereka dengan alam semesta.
Jadi
apa yang bisa kita lakukan terhadap segala sesuatu yang rusak hari ini untuk
menuju keadaan harmoni?
Semua harus dimulai dari sistem terkecil bernama "saya". Senyampang "saya" bisa berkontribusi memperbaiki, saya harus berkontribusi. Dan wujud
kontribusi saya, bisa melalui pikiran, kata-kata dan perbuatan yang baik dan positif. Yang sejalan dengan pikiran Tuhan, kata-kata Tuhan dan perbuatan Tuhan, sebagai
Penunjuk Jalan dan Pembimbing yang Benar. BUKAN membalas hilangnya mata dengan
menghilangkan mata, membalas tumpahnya darah dengan menumpahkan darah, membalas
fitnah dan hujat dengan kelimpahan fitnah dan hujat.
Itu hanya menghalangi jalan terciptanya HARMONI. Itu BUKAN jalan menuju surga. Itu jalan untuk
tetap tinggal di Neraka (dunia lama/tua).
Thanks
God,
Love
and remembrance.
No comments:
Post a Comment