Yang saya cintai dan yang saya hormati,
Para Sarjana Ekonomi baru Universitas 45 Surabaya, selamat membaca dan
salam damai.
Tadinya saya agak tersendat memilih kalimat pembuka, namun syukurlah dengan
bantuan Tuhan, akhirnya semua terkerjakan. Inilah tulisan yang saya janjikan
malam itu.
Para sarjana baru
yang saya banggakan, semoga apa yang kita pelajari bersama-sama di sini, ada
gunanya baik bagi kita sendiri maupun bagi masyarakat luas.
Sebagaimana Anda,
saya juga sangat bahagia. Terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan Yang Esa.
Juga terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Anda semua yang bersedia jatuh
bangun belajar di sini bersama kami.
Saya terus mengikuti
perkembangan Anda di kampus ini. Saya melihat perjuangan Anda mengatasi setiap
rintangan. Terlebih pada saat-saat akhir menjelang kelulusan. Jauh dilubuk hati
terdalam saya, saya menghayati betapa banyak kendala yang harus Anda lewati.
Bukan hanya kendala pekerjaan di kantor yang harus terselesaikan, namun juga kendala
kelelahan fisik, kelelahan mental dan mungkin juga kelelahan finansial. Saya sekali
lagi dapat merasakan bagaimana semua itu telah pernah bercampur aduk “mengganggu”
benak Anda sebelum ini. Karena seperti itulah saya dahulu. Kuliah sambil
bekerja, pasti seseru itu. Ada saat-saat kita dihadapkan pada situasi yang
mencemaskan, juga mendebarkan. Namun lihatlah apa yang terjadi kemudian.
Kini Anda telah
membuktikan sendiri, bahwa kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan dalam
kehidupan itu sebetulnya tidak kita perlukan, bukan? Toh akhirnya tidak terjadi
apa-apa kepada Anda semua. Semua baik-baik saja, bukan?
Cobalah untuk flash
back/melihat ke belakang apa yang baru saja Anda alami…Anda pasti masih kurang
percaya dengan kemampuan kalian. “Kok bisa ya akhirnya melampaui itu semua?” Dan
hari ini pertanyaan itu berubah menjadi rasa syukur yang luar biasa. Kini Anda
percaya bahwa untuk setiap hal yang kita upayakan, ketika selangkah saja kita
mempunyai keberanian, maka Beliau, Tuhan Yang Esa akan mendukung seribu
langkah.
Saya tidak tahu
apakah Anda juga merasakan begitu cepatnya waktu berputar. Rasanya baru kemarin
kita dipertemukan. Baru sebentar saja Tuhan kirim kepada saya guru-guru
kehidupan yang luar biasa dan indah hatinya.
Belum tuntas rasanya,
saya belajar dari Anda tentang bagaimana caranya mempunyai pribadi yang punya
hati seluas itu.
Saya tidak pernah
sekalipun mendengar kabar bahwa Anda mengeluh kelelahan (walaupun saya tahu
pembelajaran ini cukup melelahkan dan menyita energy, waktu dan uang kalian). Dengan
segala keterbatasan, Anda terus berjuang. Anda sama sekali tidak pernah tampak lelah
berupaya mengerti dan memahami cara-cara yang kami pilih dalam pembelajaran
kita.
Seperti baru kemarin… dan sekarang kita sudah harus berpisah (secara fisik) walaupun sebenarnya saya masih
sangat ingin terus bertukar pikiran dengan kalian. Saya tak punya kuasa untuk
menahan waktu. Ia harus terus berputar. Air mata ini tak mampu saya tahan.. Masih
jelas terlihat di pelupuk mata saya ketika kita pernah belajar bersama-sama.
Kita pernah berdiskusi bersama. Kita pernah saling berpeluk memberi keuatan
satu dengan yang lain. Saya masih ingat senyum kalian satu per satu. Bersabar dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Baru saya sadari
bahwa Tuhan benar. Bahwa kalian sejatinya adalah titik-titik cahaya.
Saya berharap jadilah
seperti itu dimanapun Anda berada/berkegiatan. Jadilah pribadi yang terus punya
semangat, tidak suka mengeluh, tidak mudah berputus asa, senantiasa ramah, penuh
hormat dan memelihara kesantunan itu kepada siapapun. Hari ini di luar sana, apa yang telah kalian miliki itu sudah
sangat langka. Pertahankan dan kembangkan kemuliaan pribadi seperti itu untuk
menginspirasi yang lainnya.
Tetaplah memiliki
hati yang luas dan lapang seperti itu. Rukunlah dan jangan pernah bertengkar
serta saling merendahkan. Jagalah tali persaudaraan dan saling tolong
menolonglah. Kokohkan hubungan yang intim dengan Tuhan, supaya perilaku Anda
terus berada dalam koridor illahiah nan agung. Perhatikan masyarakat dan
bantulah dengan sekuat tenaga apa yang kalian bisa bantu.
Terpenting dari
semuanya adalah terus menerus tingkatkan kualitas kejujuran setiap hari. Setiap
menjelang tidur, jujurlah kepada Tuhan tentang kesalahan pada hari itu dan
berjanjilah untuk memperbaiki. Ini akan membawa kita kepada kedamaian hidup. Saya
telah menguji coba ini. Saya juga merasakan hasilnya. Ketahuilah bahwa akar dari
ketidakdamaian hidup adalah kita tidak mau jujur kepada Tuhan. Jujurlah kepada
Tuhan setiap malam tentang kesalahan yang dilakukan setiap hari, berjanjilah
untuk memperbaiki, lalu perlahan-lahan perbaikilah. Saya jamin Anda tidak mudah
dikalahkan oleh tekanan-tekanan dalam kehidupan.
Kelulusan ini bukan
akhir dari perjalanan Anda, melainkan baru awal menapaki jalan baru. Ingat-ingatlah
itu. Anda masih akan menghadapi beberapa adegan lagi yang mungkin lebih
menakutkan dan mencemaskan dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Itulah sebabnya,
sangat penting untuk mempersiapkan kualitas internal Anda. Power kualitas internal seperti itu hanya bisa diminta dari Tuhan.
Diluar sana, banyak sekali
sarjana. Mereka bukan hanya pintar, tapi mereka produk dari perguruan tinggi ternama
yang dipuja-puji dan dibangga-banggakan oleh masyarakat luas. Pesan saya, jangan
pernah menganggap mereka pesaing. Bekerjasamalah dengan mereka dalam banyak hal
dalam kebaikan. Punyailah pikiran baik-baik, kata-kata yang senantiasa lembut
dan baik-baik serta perbuatan yang baik-baik. Jumlah Anda tidak banyak, namun
bila tiga hal itu kalian miliki, dimanapun Anda berada Anda akan baik-baik
saja. Tuhan sendiri yang akan menjaga kehormatan Anda. Jadilah mercusuar hidup
dimana setiap gerakan Anda menyalakan cahaya kebaikan untuk semua.
Percayalah, ketika
pikiran, kata-kata dan perbuatan selalu dijaga dalam harmoni, tetap berada
dalam koridor kebaikan, Anda tidak lagi memerlukan kosmetik dan kemasan mahal
untuk menarik perhatian siapapun. Masing-masing Anda akan menjadi gagah, cantik
dan terhormat di mata Tuhan. Jika Tuhan menghormati Anda, seluruh dunia akan
menghormati Anda. Jadi jelas bukan? Bergelar dan berguna adalah dua hal yang
berbeda. Sebab yang bergelar belum tentu berguna. Maka jadilah sarjana yang
berguna.
Terakhir sekali, saya
ingin berbagi pesan seorang guru:
“Pada saat Anda merasa
sedang berjalan sendirian, kaki yang Anda saksikan sedang berjalan sendirian
itu bukanlah kaki Anda melainkan kaki Tuhan. Anda lupa bahwa Anda sedang berada
dalam gendongan Tuhan. Maka, apapun situasinya dan bagaimanapun kondisinya, jangan
pernah takut. Jangan pernah cemas. Berupayalah dengan keberanian dan kejujuran”
Salam damai, bahagia
dan terus berkarya! Thanks God.
No comments:
Post a Comment