Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,-
"Setiap kata itu berharga. Maka sebelum diucapkan, isilah terlebih dahulu setiap kata dengan cinta, kebijaksanaan dan kejujuran"
Dear pembelajar,
![]() |
sumber: google.com |
Selalu saya tekankan agar senantiasa menjaga
ingatan bahwa kita sedang membicarakan ilmu manajemen pemasaran yang berada
pada koridor spiritual marketing. Apapun
topic bahasan yang sedang kita bicarakan, ingatan Anda harus berada pada upaya
memberdayakan dan membangkitkan kecerdasan spiritual (SQ) Anda.
Apapun agama
Anda, sebagai produsen, pebisnis maupun konsumen, bangkitkan dan jaga
kecerdasan spiritual Anda. Dengan tetap berada pada koridor spiritual marketing, jika Anda
berbisnis, bisnis Anda berada pada koridor kebenaran (bersih, tidak menipu,
tidak memperdaya mengambil untung dari kelemahan konsumen, tidak merangsang
keinginan-keinginan yang hanya menimbulkan bencana).
Jika pun Anda menjadi
konsumen, Anda menjadi konsumen yang cerdas secara spiritual, tidak menjadi
bulan-bulanan para pemasar yang tidak bertanggung jawab, mengerti bahwa
keinginan-keinginan terus berkembang melampaui kebutuhan. Jika Anda lemah, Anda
adalah peluang pasar yang siap digarap oleh para produsen. Sekarang, mari
kembali kepada topic.
“Apa sih BCG Model?” Sangat
mungkin Anda bertanya demikian. Model ini sebenarnya adalah salah satu alat
untuk menganalisis bisnis yang sedang berjalan/dijalankan. Ini termasuk dalam
bahasan strategi pemasaran. BCG Model ditemukan oleh kelompok konsultan, yaitu Boston
Consulting Groups. Itulah sebanya, model yang mereka temukan dinamakan dengan BCG
Model atau ada juga yang menyebutnya dengan Matriks BCG.
Banyak perusahaan yang masing-masingnya
mengelola beberapa bisnis. Unilever misalnya, ia mengelola bukan hanya beberapa
kebutuhan toiletries, namun ia juga mengelola beberapa merek untuk
masing-masing wujud toiletriesnya. Dalam deretan sabun ada beberapa merek
antara lain Lux, lifebuoy, Dove. Dalam deretan pasta gigi ada pepsoden, close up. Dalam deretan shampoo, ada Sunsilk, Dove, Clear .. Masih ada
banyak lagi antara lain, Rexona, Molto, Rinso, Surf, juga yang terkait dengan
dapur antara lain Blueband dan Royco. Jika Anda meluangkan waktu
mempelajari brand mereka, Anda bisa mengamatinya di pasar-pasar modern.
Ciputra misalnya, ia mengelola
beberapa bisnis property antara lain, perumahan, apartemen, mall, lahan dan
ruko. Ia juga mengelola beberapa jenis bisnis jasa pendidikan dari TK hingga
Perguruan Tinggi. Lebih jauh lagi, bukan hanya di Surabaya dan Jawa Timur, tapi
juga di Jakarta, Medan, Ujung pandang, Manado hingga ke luar negeri.
Nah, apa yang baru Anda baca itulah
yang dinamakan dengan unit bisnis-unit bisnis. Satu perusahaan bisa mengelola
beberapa unit bisnis. Kumpulan dari unit bisnis-unit bisnis tersebutlah yang istilahnya
sering Anda dengar sebagai portofolio
bisnis! Dalam bahasa Inggris disebut business
portfolio, sedang unit bisnis atau unit usaha disebut business unit.
Masing-masing unit bisnis ini, penting bagi pebisnis dan melibatkan para pengambil keputusan tingkat corporate (strategists), sehingga disebut sebagai strategis (memerlukan strategi tertentu). Maka setiap
unit bisnis disebut sebagai strategic
business unit (unit usaha yang strategis). Strategic Business Unit
disingkat dengan SBU.
Dalam belajar BCG Model, Anda harus
mulai membiasakan dan mengerti ketika siapapun menyebut BCG dan SBU.
Sekarang kita masuk pada materi. Model
BCG berupa matriks dua dimensi. Dimensi vertikalnya mewakili tingkat
pertumbuhan pasar (market growth), sedangkan dimensi horisontalnya mewakili
pangsa pasar (market share). Market growth atau tingkat pertumbuhan pasar adalah peningkatan jumlah permintaan terhadap produk tertentu dalam periode tertentu. Sedang market share (bagian pasar atau pangsa pasar) adalah persentase pasar yang bisa dilayani, yang bisa dihitung dengan cara total penjualan produk tertentu dibagi dengan total penjualan industri.
Perhatikan gambar matriks BCG di atas dan
perhatikan cara membacanya seperti berikut ini:
- Kuadran I: SBU-SBU yang beroperasi pada pasar yang tingkat pertumbuhannya tinggi, namun mempunyai pangsa pasar rendah (High Growth-Low Share), adalah bisnis yang berada pas posisi tanda Tanya (Question Mark). Umumnya, bisnis berawal dari Question Mark. Mereka mencoba masuk kepada pasar dimana di sana sudah ada market leader. Bisnis yang berada pada posisi ini memerlukan banyak cash, sebab umunya mereka ingin menyusul market leader.
- Kuadran II: Bisnis Question Mark akan menjadi bisnis bintang (Star Business), jika berhasil meningkatkan pangsa pasarnya. SBU yang berada pada posisi bintang adalah market leader/pemimpin pasar, yaitu SBU yang dapat meraih pangsa pasar tinggi (High Share) dalam pasar yang tingkat pertumbuhannya juga tinggi (High Growth). Bisnis bintang tidak memberi kontribusi cash yang signifikan, sebab perusahaan harus mengeluarkan dana untuk menghadapi persaingan dalam pasar yang tingkat pertumbuhannya tinggi.
- Kuadran III: Manakala tingkat pertumbuhan pasar turun menjadi kurang dari 10% per tahun (Low Growth), bisnis bintang/star business menjadi Cash Cow (sapi perah), dengan catatan bahwa pangsa pasarnya masih tinggi (High Share). Perusahaan tidak begitu perlu mendanai sejumlah ekspansi sebab pertumbuhan pasar sudah menurun. Perusahaan menikmati hasil dari masa-masa ketika bisnisnya menjadi bisnis bintang/market leader. Di sini ia menikmati skala ekonomi dan profit marjin yang tinggi. Perusahaan menggunakan cash-nya untuk membayar hutang/tagihan atau mendanai unit bisnis (SBU) lain.
- Kuadran IV: Dog Business adalah SBU yang lemah, mempunyai pangsa pasar rendah (Low Share) dalam pertumbuhan pasar yang rendah pula (Low Growth). SBU pada posisi ini menghasilkan keuntungan hanya sedikit dan bahkan merugi. SBU pada posisi ini sering menghabiskan waktu manajemen, sehingga mungkin lebih baik dihilangkan saja.
Empat Strategi berdasarkan analisis BCG:
- Build Strategy, tujuannya untuk meningkatkan market share. Market share harus tumbuh jika ingin jadi bisnis bintang. Cocok untuk Question Mark Business, dengan meningkatkan market share.
- Hold strategy, tujuannya adalah untuk melindungi market share. Sesuai untuk Cash Cow yang kuat, bila SBU ini menghasilkan aliran kas yang besar.
- Harvest strategy, tujuannya untuk meningkatkan cash dalam jangka pendek, dengan mengabaikan efek jangka panjangnya. . Cocok untuk Cash Cow yang lemah.
- Divest strategy bertujuan untuk menjual atau melikuidasi unit bisnis karena sumber daya yang ada bisa digunakan untuk yang lainnya. Cocok untuk dog business dan question mark yang tidak dapat meningkatkan share-nya.
No comments:
Post a Comment