Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,
“Jika Tuhan YME adalah satu-satunya tumpuan harapan, tidak
satu pun manusia berhasil membuat kita menjadi kecewa”
Dear pembelajar,
Masih tentang Spiritual Marketing. Setelah sebelumnya
kita melihat, membaca dan mendengar fenomena praktik kotor dunia usaha,
terlebih adalah usaha-usaha kecil, mudah-mudahan titik cahaya kesadaran untuk
berkontribusi positif, ada pada kita semua. Meskipun pasti banyak juga bisnis-bisnis
kelas menengah dan besar, yang setali tiga uang.
Berdagang dengan cara-cara yang
tidak illahiah, tidak hanya dilakukan oleh mereka yang dianggap tidak mengerti
apa itu nilai-nilai illahiah (nilai-nilai spiritual). Pebisnis yang membungkus
diri dan poduk/jasa dagangannya dengan kemasan Tuhan dan agama, juga ada. Hari
ini, para orang tua bersaing memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah favorit
berbungkus agama, meskipun dengan tarif masuk yang sangat-sangat mahal.
Salah seorang guru pernah
mengatakan pada saya, bahwa salah satu dari 17 ciri pengetahuan sejati adalah
diberikan secara cuma-cuma. Hari ini, mencari keuntungan finansial atas nama
Tuhan, dalam bentuk sekolah-sekolah mahal, dalam bentuk paspor dan visa, dalam
bentuk penunaian ibadah, bahkan dalam bentuk kitab suci, menjadi hal yang biasa
saja. Sering saya dengar kasus kekecewaan perserta umroh dan haji, karena
visa tidak bisa diperoleh, pas pada tanggal yang dijanjikan. Fenomena-fenomena
inilah yang membuat saya bertanya-tanya, “God, what is happening?”
Padahal, sekarang banyak orang
pintar bergelar-gelar. Kita kerap mengaku mengerti agama dan gemar menyitir
ayat-ayat suci. Lalu kenapa kehidupan ini tidak makin bersih dan malah
sebaliknya? Begitu banyak dari kita, menangis saat pagi dini hari,
memanggil-manggil Tuhan, menyampaikan kesedihan dan kekhawatiran akan masa
depan, karena saking tidak mengertinya bagaimana hidup/kehidupan memperlakukan
kita.
Pada materi sebelumnya, saya
singgung soal pentingnya spiritual
marketing dan ketidakcukupan Spiritual
Quotient (SQ)- para pemasar lah yang menjadi salah satu pemicu kekacauan. Kok
para pemasar? Oiya! Para pemasar produk, punya kontribusi cukup besar dalam
menimbulkan chaos (kekacauan/kebingungan)
masyarakat dunia. Produk apapun tidak akan sampai kepada masyarakat (pengguna)
tanpa aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh para pemasar.
Tindakan para pemasar berpengaruh
signifikan terhadap kinerja dunia, baik kinerja ekonomi, social, hukum, agama,
pertahanan, keamanan, ideology, budaya, maupun kesehatan. Kalau saja para
pemasar punya kesadaran SQ yang cukup baik, maka Rumah Sakit dan orang sakit, tidak perlu
terus menerus bertambah jumlahnya, tempat hunian sehat tidak perlu terlalu
mahal, sampah-sampah tidak perlu menggunung dan makin hari makin jadi masalah,
banjir tidak perlu terjadi, kemacetan tidak perlu terjadi, kekurangan lahan
subur juga tak perlu terjadi, impor jeroan dan atau ekspor – impor negatifitas
tidak perlu terjadi.
Secara sederhana, Spiritual Marketer adalah mereka yang
menggunakan SQ nya dalam menjalankan aktivitas bisnis maupun pemasarannya. Setiap
jiwa memiliki SQ yang powerful, namun
apakah SQ ini dirangsang untuk digunakan? Tergantung kepada kesadaran diri. Yang
tidak menyadari bahwa dalam dirinya ada kekuatan SQ yang luar biasa, bagaimana
mau menggunakannya?
Dalam pembelajaran lalu, saya
meminta mahasiswa untuk menulis, minimal 10 kata kunci, yang berhasil
diingat-ingat. Lalu dari 10 kata kunci itu, saya meminta mereka untuk
melingkari kata-kata mana saja yang belum berhasil dipahami secara mendalam. Nah,
salah satu dari daftar keingintahuan itu adalah kata Spiritual Marketing dan
SQ. Soal SM, sudah terjawab, dan kini giliran saya menjawab SQ.
Spiritual Quotient, terdiri dari
dua kata. Spiritual dan Quotient. Quotient artinya kecerdasan dan spiritual, masih
harus kita “bedah” lagi. Spiritual berasal dari kata spirit. Dalam kamus, ada
banyak arti kata spirit, antara lain, semangat, energy dan roh. Dahulu sebelum
mendalami studi spiritualitas di BKWSU (Brahma Kumaris World Spiritual
University), saya mengalami kerancuan dalam menjelaskan tentang SQ. Namun
kemudian semuanya menjadi jelas, ketika para guru dengan penuh kesabaran berbagi
apa-apa yang mereka tahu dan alami sendiri, tentang spiritualitas.
Dari tiga artian kata spirit itu,
saya lebih tertarik menggunakan menggunakan asal kata “roh”. Jika spirit adalah
roh, maka spiritual adalah rohani. Dengan demikian Spiritual Quotient adalah Kecerdasan Rohani. Dadi Janki, pengajar
senior kami, suka menggunakan kata kecerdasan rohani bergantian dengan kata kecerdasan
illahiah.
Sangat sederhana memahami hal
ini. Kata manusia, dalam bahasa Ingris disebut human being. Ada dua unsur, the
human dan the being. The human adalah badani/ragawi, sedang the being adalah rohani atau spirit. “Kreasi”
orang tua yang berupa janin, tidaklah akan hidup sebelum ada spirit (rohani)
masuk ke dalam janin. Spirit inilah yang asli bersumber dari Tuhan dan itulah
yang membuat janin/badani kemudian hidup. Jadi setiap manusia, aslinya adalah
positif, karena di dalamnya ada spirit, ada nilai-nilai ketuhanan, ada
nilai-nilai illahiah. Sejalan dengan bertambahnya usia dan aneka ragamnya pengaruh
lingkungan, kita semua menjadi lupa kualitas asli kita. Lupa bahwa di dalam
sana ada energy yang begitu positif dan powerful,
karena sumbernya adalah Tuhan sendiri.
Nilai-nilai illahiah adalah meliputi
cinta, belas kasih, kebahagiaan,
kekuatan, kebenaran, kepuasan, kemurnian dan nilai-nilai positif lainnya,
yaitu nilai-nilai yang dimiliki Tuhan. Inilah sebabnya disebut nilai-nilai illahiah. Jika nilai-nilai asli (core quality) ini, berhasil kita angkat
kembali ke permukaan, kita latih dan kembangkan terus menerus, maka kita akan
bisa mencapai kecukupan SQ. Jika persoalan SQ kita dapat diatasi, maka otomatis
persoalan EQ dan IQ, teratasi.
Maka, sejak belajar ini, mulailah
untuk menyadari keaslian Anda. Mulailah untuk mengingat kembali bahwa kualitas
Anda yang asli adalah sedemikian agung bersumber dari Tuhan. Munculkanlah
kembali itu, sehingga apapun profesi Anda penjelasan ini bisa diadopsi ke sana.
Apapun agama yang Anda anut,
apabila Anda adalah marketer/pebisnis, jadilah marketer yang spiritual, yang mempraktikkan nilai-nilai illahiah dalam
setiap aktivitas. Demikian pula, jika posisi Anda adalah konsumen, perhatikanlah
nilai-nilai asli Anda tersebut, apakah iya bahwa Anda membeli produk sesuai
yang Anda butuhkan atau menuruti keinginan-keinginan Anda* (perhatikan kata greedy dalam penjelasan ALGAE, setelah ini)
Pada akhir tulisan ini, saya
ingin berbagi bahwa disamping ada nilai-nilai keillahian, ada juga nilai-nilai
non keillahian. Sebagian orang menyebutnya dengan nilai-nilai yang tidak
illahiah. Nilai-nilai ini ada dalam setiap diri manusia, yang setiap saat
berupaya mengalahkan nilai-nilai illhiah kita. Mereka ini terus berupaya
membuat kita melupakan kualitas asli kita.
Jenna mengistilahkan sebagai ALGAE (anger, lust, greedy,attachment, ego),
yaitu amarah, nafsu birahi, keserakahan (tidak pernah merasa cukup),
keterikatan/kemelekatan dan ego. Bukan hanya pebisnis/pemasar yang sudah
waktunya harus mulai sadar diri kepada kualitas asli, namun kita semua, dari seluruh
profesi dalam kehidupan ini, penting untuk sadar akan kualitas asli. Sebab, dampak
dari praktik-praktik aktivitas dalam kendali ALGAE tersebut, sudah dan sedang
kita rasakan bersama.
(Nilai-nilai) Spiritual adan
ALGAE, senantiasa berperang. Mereka selalu tarik menarik. Dan ketika hari ini
semua bergerak menuju kehancuran, hampir setiap bidang ilmu, menjadi ingin
menambahkan kata “spiritual” dalam judul materinya. Kita mulai mencari Tuhan,
Sang Sumber Pengetahuan. The Ocean of
Knowledge. Spiritualitas, sudah dan masih menjadi barang langka. Bila Anda
berhasil mencapai keaslian Anda, bergerak kemanapun dengan kualitas keaslian
Anda, kualitas illahiah bawaan dari Tuhan, maka kemanapun Anda melangkah, Anda
akan menjadi mercusuar hidup. Kini Anda mengerti bukan, apa itu Spiritual Marketing? Ya! Ilmu pengetahuan
pemasaran yang menerapkan SQ, yang menerapkan nilai-nilai asli jiwa,
nilai-nilai keillahian.
Terima kasih sudah belajar bersama, salam bahagia dan
terus berkarya!
Link terkait :
- http://www.papanputih.com/2013/12/meningkatkan-kualitas-jiwa-1.html
- http://www.papanputih.com/2013/08/spirit-spiritual-dan-spiritualis.html
- http://www.papanputih.com/2014/02/spritual-marketing-1-apa-itu-spiritual.html
- http://www.papanputih.com/2015/03/why-spiritual-marketing-1.html
Bagus sekali bu tulisannya, selalu dikemas dengan bahasa santai yang mudah dipahami . Terimakasih, diberkati selalu
ReplyDelete