Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,---
“Berikanlah telinga Anda kepada semua orang, tetapi
berikanlah suara Anda hanya kepada beberapa orang” (Shakespeare)
Dear pembelajar,
Saya tak mampu menahan untuk tidak
menulis. Sebab ini adalah hal penting menurut saya. Masih terpikir kejadian
semalam ketika "bertugas". Terdengar kabar bahwa satu-dua mahasiswa
diusir dengan menanggung rasa malu, oleh sebab mengenakan kaos oblong kala sedang mengerjakan soal ujian. Mungkin saja hal ini pernah, sedang dan akan terjadi dalam waktu
yang akan datang kepada mahasiswa lainnya.
Saya tidak sedang membela siapapun.
Saya hanya ingin mengatakan “janganlah gundah…”, ketika tidak diberi kesempatan
untuk menjelaskan dan atau membela diri. Ini hanyalah bagian kecil dari
perjalanan hidup. Supaya lebih banyak lagi belajar tentang penghargaan diri.
Harus dimengerti bahwa baik di
ruang-ruang formal dan ruang-ruang tak formal tertentu ada dua jenis orang:
Pertama, mereka yang sepanjang hari sibuk membuat ukuran-ukuran harga diri. Merasa terhina
dina ketika melihat orang lain mengenakan sandal dan kaos oblong. Orang-orang
seperti ini, memang menghargai dirinya sebatas itu. Saking sibuknya mencari
ukuran-ukuran harga diri, hingga tidak terasa bahwa harga dirinya
ditetapkan terlalu pendek dan "sederhana".(Nanti kalau bisa sekaya dan seberhasil Bob Sadino, mungkin
saja menjadi lain cerita)
Ke
dua, mereka yang “selesai” pencarian harga dirinya dan merasa cukup terbahagiakan
oleh kegunaan, kemuliaan dan keluhuran budi siapapun yang dilihat dan atau "diasuh"nya.
Jadi bagaimana supaya hidup ini menjadi lebih mudah?
Ya, berikanlah
harga diri sebatas yang mereka tetapkan untuk dirinya. Jika yang diminta hanya
sependek dan seringan sandal dan kaos oblong, maka beri sajalah...Hidup ini berproses.
Terakhir yang jauh lebih penting. Tetaplah jagai
diri untuk berjalan dalam kemuliaan dan keluhuran budi, termasuk memaafkan guru-guru yang belum
pandai menetapkan definisi dan ukuran sebuah harga diri. Supaya lahir, hidup dan pulangmu dalam kesempurnaan.
Salam bahagia dan terus berkarya!
Ketika Seseorang mengalami peristiwa yang sangat mengusik kenyamanan, terkadang tersulut Amarah pribadi, tetapi dengan mengatasnamakan "HARGA DIRI".
ReplyDeleteNah, disinilah repotnya ketika Standard yg dipakai untuk menentukan nilai harga diri itu berasal dari perorangan(seorang pengajar) yg tidak/kurang paham tentang hal tsb, maka yg muncul adalah sikap AROGANSI yg cenderung merendahkan/merugikan orang lain. ( seperti tindakan pengusiran tsb).
Sangat disayangkan bukan, jika hubungan yg baik bisa rusak hanya karena sebuah alasan HARGA DIRI yg ternyata salah kaprah?
Semoga saja mereka2 itu memahami ttg hal tersebut. Salam.
Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono...
ReplyDeleteDaniel,
ReplyDeleteAjining dhiri saka lathi, ajining raga saka busana. sangat setuju, namun saya tidak mengerti dimana letak tidak ajinya seseorang yang mengenakan T-Shirt/kaos oblong dan bukan telanjang dan atau memperlihatkan ketiaknya.
and mas Hari makasih.
salam bahagia dan terus berkarya!
tulisan yang cukup menarik mbak aridha,
ReplyDeletekalau gak boleh pakai kaos oblong sama sandal bagus saya setuju,,,,tapi sebelum menyuruh melarang larang diri anda jangan merokok di kelas,,,,,,atau mengucapkan kata2 yang sebenarnya tidak pantas sebagai manusia,,,
ReplyDeletesebagai guru yang baik adalah karena pernah menjadi murid yang baik,,,,,,,,,,,benahi diri anda dulu baru orang lain AR-RANIRI
memang tidak sambung ya antara mengenakan kaos dengan kemampuan akademik... sebatas yang dikenakan masih dalam norma kesopanan.... seperti pada sebuah lomba karya tulis, idenya bagus..bahkan bisa dikategorikan cemerlang...hanya pada kata pengantar tidak mencantukan yang terhormat bla, bla... gugurlah karya tulis itu
ReplyDeleteaduh ndak mudeng bu' hehehehe
ReplyDeleteSemua selalu berbeda. Apa jadinya kalau semua selalu dinilai dari tampilan luar yang notabane saat ini penuh dengan kepalsuan. Tetapi jika kita membutuhkan penampilan yang rapi itu berarti tidak harus mahal. Sekali lg penampilan bukanlahsegalanya.....3mounth
ReplyDelete