Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,---
“Seorang musisi harus menggubah musik, seorang pelukis harus
melukis, seorang penyair harus menulis, jika ia ingin merasa damai dengan
dirinya” (Abraham Maslow)
Dear pembelajar,
Semalam
saya bertanya pada kelas tentang apa yang mereka rasakan. Saya bertanya apakah mereka pernah merasa bosan, cape, lelah dan tersiksa
dengan hidup dan pekerjaan mereka. Serentak kelas menjawab, “pernaaahh....!” Saya
berharap kondisi yang mereka alami ini tidak terlalu sering, hingga menjadi hal
menyiksa yang sifatnya menahun.
Setiap orang pasti ingin sukses. Seperti sebelumnya sempat saya tulis di sini, sukses adalah memperoleh kebebasan melakukan apa yang kita suka. Bila
kita berkutat pada pekerjaan yang kita benci, memerlukan energi yang cukup
besar untuk bangun dan berangkat bekerja, ini artinya bahwa hidup sedang
mencoba mengatakan sesuatu pada kita. Bila kita merasa amat lelah untuk menyelesaikan
tugas sederhana, ini bukan karena hal itu sulit. Namun kemungkinan besar karena pekerjaan itu tidak menarik. Ini sesungguhnya adalah rambu-rambu yang ingin dikatakan oleh
kehidupan. Ada kemungkinan bahwa kita sedang berada pada tempat yang salah.
Sesuatu
yang bertentangan dengan potensi Anda, pasti akan menyiksa. Sesuatu yang tidak
senada dengan jiwa Anda pasti akan melelahkan. “Seorang musisi harus menggubah musik, seorang
pelukis harus melukis, seorang penyair harus menulis, jika ia ingin merasa
damai dengan dirinya”, kata Abraham Maslow. Jadi?
Jadi,
jika Anda ingin hidup damai, temukanlah potensi diri Anda. Seseorang bisa
menemukan potensi dirinya dengan menemukannya sendiri atau bisa dengan bantuan
orang lain. Ada sebuah kisah menarik yang ingin saya bagi kepada Anda, relevan
dengan hal ini.
Ini
kisah seorang pria yang memiliki sebidang tanah.
Karena dahsyatnya kemarau
panjang, pria ini terpaksa menjual tanahnya sedikit demi sedikit. Suatu ketika,
seorang perwakilan perusahaan minyak datang kepadanya, meminta ijin menggali
guna mencari minyak. Pria tersebut tidak rugi apapun, malah mendapat imbalan. Ia
setuju.
Ketika mereka menggali, keluarlah semburan minyak. Sumur minyak itu
mengalir berhari-hari sebelum akhirnya bisa dihentikan. Lebih dari 100 ribu
barel per hari mengalir keluar. Pada tahun pertama produksi minyaknya mencapai
15 juta barel. Orang berkata bahwa pria itu adalah milliuner instant. Namun sebenarnya
tidak demikian. Sesungguhnya ia menjadi milliuner sejak dulu. Ia tinggal dalam
kemiskinan hanya karena ia tidak mengetahuinya. Harta yang ia miliki tidak
berharga sampai saat ia menemukannya/dibantu menemukannya.
Jadi?
Pertama, harus ada orang yang menggali dan menemukan harta yang ada di sana. Ke
dua, “Harta” (baca: potensi diri) tersebut harus dibawa ke permukaan. Ke tiga,
mereka harus dibawa ke pasar, agar dapat bermanfaat dan digunakan oleh manusia lain.
Nah!
Periksalah keberadaan potensi Anda, jika Anda merasa sangat lelah dengan pekerjaan
Anda. Bukan karena itu sulit, namun mungkin seharusnya Anda tidak berada di
sana.
Salam
bahagia dan terus berkarya!
Sumber:
Critical Choices (Daniel R Castro)
No comments:
Post a Comment