Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,----
"Seorang pemimpin hebat, bukan karena kekuasaannya, tetapi karena kemampuannya memberikan kekuatan kepada orang lain" (John C. Maxwell)
Dear pembelajar
Sebelumnya,
telah saya tulis bahwa ada 5 (lima) tangga yang harus dipanjat jika mau
menjadi pemimpin sejati. Tangga pertama adalah KEDUDUKAN dan tangga ke dua
adalah IJIN. Intinya begini. Jika ingin menjadi pemimpin dalam sebuah
organisasi, maka yang pertama kali diperlukan adalah kedudukan. Tanpa "SK"
(Surat Keputusan) tentang kedudukan, seseorang tak akan punya kewenangan memimpin organisasi.
Tapi jangan
mengira bahwa kepemimpinan berhenti pada tingkat kedudukan. Kedudukan baru merupakan tangga pertama. Tangga ke dua
adalah ijin. Ijin dari siapa? Dari kolega dan teman kerja yang ada dalam
lingkup kepemimpinan. Tanpa ijin dari mereka, Anda tidak bisa memimpin. Artinya
apa? Harus ada pendekatan-pendekatan kemanusiaan agar rencana-rencana dapat
terlaksana dengan baik. Pendekatan-pendekatan humanis akan mempermudah Anda
untuk membuat dan melaksanakan fungsi-fungsi, baik fungsi manajemen maupun
kepemimpinan.
Tiba saatnya kita mengetahui tangga ke tiga. Tangga ke tiga adalah PRODUKSI. Dalam tulisan
sebelumnya, kita dilarang langsung menginjak tangga produksi dan melompati
tangga ijin. Bak orang menikah, apa yang ada di kepala Anda, jika pasangan yang
baru saja dinyatakan "sah menjadi pasangan suami istri", langsung saja “berproduksi” tanpa lebih dahulu “meminta ijin”
(pasangannya)?
Nah, pada tahap
ijin inilah terjadi hubungan baik. Pada tangga ijin inilah ada kesediaan untuk
bekerjasama dan saling mendukung. Agar kegiatan berproduksi berjalan dengan
baik dan tujuan berproduksi bisa dicapai. Berproduksi adalah berproduksi, yaitu
menghasilkan sesuatu.
Dalam bukunya,
Maxwell mencontohkan sebuah kasus menarik. Sebuah perusahaan besar, baru saja mempekerjakan
seorang salesman (yang dicap sebagai) bodoh. Namanya, Gooch. Gooch tidak pintar
menulis dengan ejaan yang benar. Ia menulis dengan ejaan yang berantakan.
Pada kali
pertama membuat laporan penjualan, kepada Manajer Penjualan, ia menulis,”Saya
telah bertemu dengan orang-orang ini, yang tidak pernah mendapat apapun dari
kita dan saya menjual beberapa produk kepada mereka dan sekarang saya akan
pergi ke Chicago”.
Apakah itu yang
namanya laporan penjualan? Bagaimana bila sebagai Manajer Penjualan? Apakah Anda
menerima laporan penjualan macam itu?
Belum sempat
sang Manajer Penjualan memberi ijin dan melakukan koreksi atas laporan penjualan
dari salesman “bodoh” tersebut, laporan penjualan berikutnya, sudah ada di
mejanya. Laporan penjualan itu berbunyi, “saya sudah datang ke sini (Chicago) dan menjual
setengah juta”.
Anda mungkin berkata,
“bukan itu yang namanya laporan penjualan! Betapa bodoh dia!” Salesman itu
(memang tampak) bodoh. Tapi apa yang terjadi ketika sang Manajer Penjualan
melaporkan “kebodohan” itu kepada Presiden Direktur?
Keesokan
harinya, sang Presdir memasang pengumunan disertai “dua memo tulisan asli dari
Gooch”. Sang Presdir meniru gaya
menulis (yang berantakan) dari salesman tersebut, lalu menuliskan sesuatu pada
pengumumannya:
“kita banyak
membuang-buang waktu untuk mengeja
dengan benar dan bukannya berusaha menjual. Mari kita lihat penjualan itu.
(maksudnya penjualan dari Gooch). Saya ingin setiap orang membaca surat dari Gooch yang
berkeliling melakukan pekerjaan hebat bagi kita semua dan kalian seharusnya ke
luar dan melakukan seperti apa yang dilakukannya.”
Manajer
penjualan manapun pasti akan memilih penjual yang bisa menjual dan menulis
dengan ejaan yang benar. Namun demikian, banyak orang yang dinilai “tidak
qualified”, ternyata justru mampu memproduksi hasil yang hebat.
Nah, kita telah
mengerti tangga kepemimpinan satu, dua dan tiga, yaitu KEDUDUKAN, IJIN, dan PRODUKSI.
Pada kesempatan yang akan datang, saya akan berbagi kelanjutannya. Terima kasih
sudah membaca!
***Inilah yang sebaiknya dilakukan ketika berada di tangga ke tiga, sebelum mendapat kemajuan ke tingkat berikutnya:
***Inilah yang sebaiknya dilakukan ketika berada di tangga ke tiga, sebelum mendapat kemajuan ke tingkat berikutnya:
- mulailah dan terima tanggung jawab untuk pertumbuhan,
- kembangkan dan ikuti pernyataan tujuan
- jadikan deskripsi kerja dan energi Anda bagian integral dari pernyataan tujuan
- kembangkan rasa tanggung jawab untuk hasil, dimulai dari diri Anda sendiri,
- ketahuilah dan lakukan hal-hal yang memberikan hasil besar,
- komunikasikan strategi dan wawasan organisasi
- jadilah sarana perubahan dan pahami pengaturan waktu,
- ambillah keputusan sulit yang akan membuat perbedaan .
Salam bahagia
dan terus berkarya!
Sumber: Mengembangkan Kepemimpian
Di Dalam Diri (John C. Maxwell)
No comments:
Post a Comment