Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,-------
"Cahaya keilmuan, mengikuti setiap gerakan perempuan-perempuan 'cantik'
yang selalu jatuh cinta pada aktivitas berbagi keilmuan yang ia tahu, tanpa
syarat". (Aridha Prassetya)
Dear
pembelajar,
Terima kasih yang tak terhingga kepada
perempuan juru ketik skripsi itu. Saya bagai “tertampar” ketika membaca artikelnya.
Ia mengaku sebagai juru ketik skripsi. Pekerjaan hariannya adalah membantu
mengetik karya-karya skripsi para mahasiswa. Banyak sudah fakta buruk
ditemukannya. Satu diantara yang memalukan adalah Dosen Pembimbing yang tidak
mengerti EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
Ia geleng-geleng. “Mengapa para Dosen itu tidak mengerti perkembangan yang terjadi pada Bahasa Indonesia?”, tulisnya.
Ia geleng-geleng. “Mengapa para Dosen itu tidak mengerti perkembangan yang terjadi pada Bahasa Indonesia?”, tulisnya.
Sebetulnya, sebagai penulis, sejak lama saya
mengerti hal ini, sebab setiap membaca buku, saya pun menemui kata-kata yang
terbaca ‘aneh’, seperti kata memunyai,
memengaruhi, memedulikan dsb. Hanya karena terdengar aneh di telinga saya,
maka saya masih juga enggan mempraktikkannya dalam menulis naskah-naskah saya.
Saya
terlalu PD dan menganggap persoalan ini tidak begitu penting. Satu sisi karena
naskah buku-buku saya memiliki editornya sendiri, sisi lain, saya merasa
aman-aman saja selama ini. Saya berpikir pembaca dan penguji naskah-naskah
ilmiah, toh masih banyak yang tidak mengikuti perkembangan Bahasa Indonesia (he..he..).
Hingga akhirnya saya bagai tertampar dengan isi artikel tersebut. Sekali lagi, terima
kasih yang tak terhingga kepada perempuan juru ketik skripsi itu.
Ia mengaku menemukan begitu banyak kecurangan dilakukan
oleh para mahasiswa selama penulisan.
Pencurian karya (plagiasi) dilakukan secara massive.
Oleh karenanya, dengan ini saya berharap kepada mahasiswa Indonesia yang
saya cintai dan sayangi, juga para Dosen yang lupa mengerti/mengikuti perkembangan. Mari bergabung
dalam Skripsi Online, supaya kita semua bisa belajar bersama-sama agar tidak
dipermalukan oleh artikel senada. Supaya kita segera bisa belajar memperbaiki
diri. Supaya nilai-nilai peran sebagai Mahasiswa atau pun Dosen, tidak menjadi
rendah dan direndahkan oleh makin maraknya perbuatan plagiasi.
Ini bukan soal menuhankan atau mendewakan penulis/peneliti/penemu
sebelumnya, tetapi ini adalah cara bersikap hormat terhadap karya orang lain. Begitulah
seharusnya jika kita mengaku sebagai insan kampus, yang menjadi bagian dari Tri Civitas Akademika.
Terima kasih sudah membaca,
Salam bahagia dan terus berkarya!
Salam bahagia dan terus berkarya!
CATATAN :
Kini
BUKU Melawan Hantu Bernama Skrispsi, dapat DIPEROLEH LANGSUNG dengan HANYA Rp 50.000,- (lima puluh ribu
rupiah).
Harga
sudah termasuk:
- ONGKOS KIRIM dari Kantor Surabaya ke SELURUH WILAYAH Indonesia,
- Konnsultasi Gratis Kegalauan Soal Skripsi yang meliputi judul/Topik, penentuan masalah penelitian, variabel penelitian, dan metoda/pendekatan yang digunakan dalam analisis (BUKAN jasa pengolahan data),
- Konsultasi dilakukan melalui Chatting FB http://www.facebook.com/groups/skripsicepat/
sepertinya persoalan kebahasaan ini pernah saya bahas di
ReplyDeletehttp://bahasa.kompasiana.com/2012/06/09/mengapa-banyak-kata-berawalan-p-yang-tidak-luluh-bila-dikenai-prefiks-men/
salam :)
Sepertinya lebih enak ngucapnya karenaa sudah terbiasa.
ReplyDeleteHehehe, perkenalkan nama saya ANONIM.
ReplyDeleteHehehe...gerombolan pasukan kompasiana datang...,
ReplyDeleteuntuk tiga anonimus, makasih ya! untuk anonim satu, tq link nya but bukan itu yang saya maksud. tapi dah ketemu kok! tulisan dah diedit. tq.
Untuk anonimus satu,
ReplyDeletemaaf lupa makasih tadi, saya dah baca linknya, masih bingung sih, perlu pelan-pelan bacanya, yaa...,
makasih banyak ya!
salam bahagia dan terus berkarya!