Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,_____
“Keberhasilan, berawal dari
bertindak, bukan janji untuk bertindak” (Aridha Prassetya)
Dear pembelajar,
“Mengapa sih harus membuat karya ilmiah (skripsi)? Mahasiswa
S1 kan tidak
semuanya ingin menjadi peneliti?” Itu
adalah pertanyaan yang ditujukan pada saya ketika saya memulai “kampanye”
menulis karya ilmiah. Barangkali pertanyaan itu tidak akan muncul, seandainya tidak
ada heboh soal surat edaran DIKTI tentang kewajiban publikasi karya ilmiah bagi mahasiswa.
Untuk S1,
aturan soal karya ilmiah (skripsi) itu sebenarnya, sudah ada seumur adanya S1
itu sendiri. Bedanya adalah, ke depan karya itu wajib dipublikasi.
Memang tidak semua mahasiswa S1 berorientasi jadi peneliti,
namun semua mahasiswa S1 dilatih oleh kampus, untuk melihat persoalan(masalah)
secara ilmiah. Skripsi atau Tugas Akhir (TA) itulah yang dimaksud oleh DIKTI sebagai
karya ilmiah. Dan sekali lagi, bedanya, kalau dulu karya ilmiah mahasiswa S1
tidak harus dipublikasi, maka ke depan, mahasiswa wajib mempublikasi. Mengapa?
Supaya dapat "dinikmati" oleh masyarakat luas.
Kepada seluruh mahasiswa S1 diajarkan tentang
"teori". Karya ilmiah (skripsi) itu berbicara tentang
"pembuktian apakah ada kesesuaian antara fakta/fenomena dengan teori yang
diajarkan". Benarkah persoalan (masalah) yang terjadi itu dapat
diselesaikan melalui teori? Saya kira sampai di sana saja untuk tataran S1.
Manakala teori
itu ternyata tidak lagi sanggup menyelesaikan persoalan (masalah) yang terjadi,
maka ini adalah tugas para calon doktor untuk "membarukan" teori yang
ada. Makanya, mahasiswa pada tingkat doctoral, dituntut untuk menemukan dimana
letak kebaruan teorinya, dimana letak penemuan barunya dalam dunia keilmuan.
Saya tidak ingin bicara panjang lebar tentang mengapa harus,
sebab mau tidak mau, system pendidikan di Indonesia, mengharuskan begitu.
Siapapun yang masuk kampus dan berkecimpung dengan dunia pendidikan, ia harus
membuat karya ilmiah. Itu konsekwensi yang tidak bisa ditawar. Nah, apa yang
dapat kita lakukan?
Lentur saja dan jangan melawan. Itu jauh lebih baik. Menerima
dan menjalani dengan baik. “Tetapi ibu, saya tidak mengerti bagaimana menulis
karya ilmiah!”, ini adalah kalimat seorang mahasiswi yang tadi pagi diucapkan
kepada saya. Saya yakin, ia mewakili banyak mahasiswa lain di negeri ini.
Itulah sebabnya, saya memilih “ikut serta menyelesaikan”
persoalan ini dengan cara saya melalui www.papanputih.com.
Dengan harapan bahwa seluruh mahasiswa dapat mengakses pembelajaran ini dan
tidak lagi menganggap menulis karya ilmiah (skripsi) adalah beban. Nah, mari kita mulai!
Langkah awal untuk membuat karya ilmiah (skripsi) adalah
melakukan studi kepustakaan. Namun sebelum itu, kita mesti tahu topic skripsi apa yang
menarik hati kita untuk ditulis/dibicarakan. Pilihlah topic yang menarik hati
Anda, sesuai dengan bidang yang Anda tekuni. Jangan memilih topic skripsi yang tidak
menarik hati anda untuk dilihat lebih jauh, sebab nanti akan mengganggu kenyamanan
kerja Anda.
Misalnya, saya tertarik untuk meneliti perilaku konsumen.
Pada era kemajuan teknologi informasi ini, saya bisa melakukan searching
(pencarian) di www.scolar.google.com
misalnya. Saya masuk pada www.scholar.google.com, lalu saya
ketik frase “perilaku konsumen”. Dalam hitungan detik, saya akan mendapat
jutaan judul karya terkait dengan kata kunci “perilaku konsumen”. Namun
kemudian, saya dapati bahwa itu terlalu luas dan saya ingin meneliti lebih focus
lagi, bagian perilaku konsumen itu sendiri, yaitu tentang “kepuasan pelanggan”.
Maka saya ketiklah frase “kepuasan pelanggan” di sana, dan dalam hitungan detik pula, saya
sudah mendapatkan hasilnya dalam jumlah yang juga begitu banyak.
Penelitian di Indonesia masih belum banyak dipublikasikan, meskipun sudah mulai kelihatan dalam jumlah yang terbatas. Oleh karenanya, Anda dapat berkunjung ke perpustakaan kampus-kampus yang ada. Apabila di kampus Anda belum Anda rasa cukup untuk mendapatkan masukan, maka kunjungilah perpustakaan kampus lain atau perpustakaan umum daerah, tanyakan kepada petugas perpustakaan tersebut, apa saja syarat yang harus Anda siapkan untuk bisa masuk ke sana menikmati fasilitasnya. Setiap perpustakaan akan sangat terbuka menerima pengunjung/pembelajar. Nah, mulailah
berselancar!
Pertanyaan Anda selanjutnya pastilah, “bagaimana memulai
menulis? Apakah harus membuat lebih dahulu out line_nya, atau menulis saja
dulu?”
Sebagian orang membuat out line (kerangka tulisan) lebih
dahulu, baru kemudian menulis, sebagian yang lain menulis saja dulu apa yang ada
dalam kepala mereka, baru kemudian mempelajari poin-poin pentingnya kemudian
baru membuat out linenya. Saya pribadi, menerapkan keduanya secara bergantian
sesuai dengan mood atau kesukaan saya. Nah, silakan berselancar untuk
mendapatkan dan mempelajari apa yang sudah orang lain temukan sebelum Anda, lalu
mulailah menulis!
Terima kasih sudah membaca,
Salam bahagia dan terus berkarya!
Salam bahagia dan terus berkarya!
CATATAN :
Kini
BUKU Melawan Hantu Bernama Skrispsi, dapat DIPEROLEH LANGSUNG dengan HANYA Rp 50.000,- (lima puluh ribu
rupiah).
Harga
sudah termasuk:
- ONGKOS KIRIM dari Kantor Surabaya ke SELURUH WILAYAH Indonesia,
- Konnsultasi Gratis Kegalauan Soal Skripsi yang meliputi judul/Topik, penentuan masalah penelitian, variabel penelitian, dan metoda/pendekatan yang digunakan dalam analisis (BUKAN jasa pengolahan data),
- Konsultasi dilakukan melalui Chatting FB http://www.facebook.com/groups/skripsicepat/
subhanallah..super sekali
ReplyDelete